Translate

Jumat, 10 Mei 2013

Langkah-langkah/sistematika menulis karya ilmiah

Penulisan karya ilmiah dapat dilakukan dengan langkah-langkah atau prosedur
yang sama, yaitu: (1) merencankan, (2) menulis, (3) merefleksikan, dan (4)
merevisi (membaca dan menulis kembali).
1. Merencanakan
Sebagai kegiatan yang bersifat kompleks, menulis memerlukan perencanaan
yang memadai. Dalam proses perencanaan tulisan, kegiatan berikut sangat
penting diperhatikan oleh setiap penulis.
a. Mengumpulkan bahan
Hampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang dia perlukan berupa
data, informasi, dan bacaan sebelum menulis. Tahap seperti inilah yang pada
hakikatnya sebagai tahap pengumpulan bahan untuk menulis. Sebagaimana
orang yang akan mendirikan sebuah bangunan, ia akan menyiapkan bahanbahan
dan alat-alat secukupnya untuk membangun gedung tersebut.
b. Menentukan tujuan dan bentuk tulisan
Dalam penulisan ilmiah, tujuan dan bentuk yang dipilih sering ditentukan oleh
situasi. Misalnya, dalam membuat laporan pengamatan/penelitian, format dan
tujuan laporan mungkin sudah ditentukan oleh sponsor atau pemberi dana
penelitian. Segala upaya lain untuk memperluas tujuan yang telah ditentukan
itu pada umumnya cukup bermanfaat. Menyisihkan waktu untuk menentukan
bentuk tulisan ilmiah yang tepat, bahkan mempelajari tulisan yang sama ditulis
oleh orang lain atau lembaga lain. Cara seperti ini dapat menghemat waktu dan
tenaga yang cukup bisa dalam mengerjakan suatu laporan penelitian bahkan
sampai mempublikasikannya.
c. Menentukan pembaca
Pembaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. Oleh karena
itu, penulis perlu mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya. Apakah pembaca
yang nantinya akan membaca tulisan itu memiliki pengetahuan cukup banyak
atau sedikit tentang bidang yang ditulis, dan apa yang diharapkan/diperlukan
pembaca dari informasi tersebut. Singkatnya, penulis perlu mengetahui apa yang
diinginkan, diperlukan, atau diharapkan oleh pembaca.
2. Menulis
Bagi kebanyakan penulis yang sudah profesional, biasanya situasi memaksa mereka
untuk menulis sebelum benar-benar siap. Penulis yang belum berpengalaman
atau penulis pemula seringkali kurang tepat dalam memperhitungkan waktu
yang diperlukan untuk mengembangkan ide menjadi kata-kata yang tersusun
dalam rangkaian kalimat. Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan
terbatasnya waktu, lebih baik menulis dimulai seawal mungkin, lebih-lebih
penulis sudah mempersiapkan materi sebagai bahan dasar penulisan, dan paling
akhir menyusun draf untuk mencapai hasil akhir.
3. Merefleksikan
Teknik atau cara yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah sebelum
merangkum karangannya, mereka merefleksikan apa yang sudah mereka tulis.
Kesempatan ini memungkinkan penulis menemukan perspektif yang segar
tentang kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul tetapi kemudian terasa
salah. Penulis perlu bertanya kepada diri sendiri dengan pertanyaan, misalnya,
apakah tulisan yang dihasilkan benar-benar akan memenuhi tujuannya? Apakah
tulisan tersebut cocok dengan pembacanya? Apakah tulisan tersebut sudah
menginformasikan pesan secara cermat? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
dijawb dengan sungguh-sungguh dan penuh pertimbangan sehingga diperoleh
jawaban dan perspektif yang lebih baik.
4. Merevisi
Mengerjakan revisi dan membaca kembali tulisan merupakan langkah yang sangat
penting untuk menhasilkan tulisan yang baik. Akan tetapi, hal ini seringkali
kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan langkah-langkah yang lainnya.
Revisi, perbaikan, dan penyempurnaan tulisan yang dikerjakan secara berhatihati
dan saksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah, terfokus, dan
sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca. Penulis perlu mencoba merasakan
masalah yang mungkin muncul, dan menuntut perbaikan dari diri penulisnya
sendiri sehingga tulisan yang dihasilkan menjadi lebih baik dan layak baca.
Penulis perlu meneliti secara cermat apakah bukti-bukti yang disampaikan
benar-benar mendukung pernyataan-pernyataan yang diutarakan? Seberapa
banyak waktu yang harus digunakan oleh pembaca untuk memahaminya? Segala
sesuatu yang diperkirakan dapat menimbulkan salah paham agar dihindari dan
dihilangkan dari suatu tulisan ilmiah.
Tulisan ilmiah selalu membawa nama penulisnya. Oleh karena itu, penulis
sebaiknya tidak terlalu cepat puas dengan apa yang pernah ditulisnya. Penulis
harus berupaya agar pembaca tidak sampai salah memahami atau menafsirkan
tulisannya karena tidak jelas arah, fokus, dan tujuannya. Keefektifan sebuah
tulisan akan tampak dari adanya kesamaan pemahaman dan interpretasi pembaca
dan penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger