Pelajaran Dari Ramadhan
Pertama-tama,
marilah kita panjatkan puji dan puja kehadirat Allah swt karena pada pagi hari
ini
kita
masih diberikan karunia untuk melakukan shalat ied, setelah sebelumnya kita
diberi
kesempatan
untuk menunaikan ibadah puasa. Mudah-mudahan kita dapat mensyukuri karunia ini
dengan
sungguh-sungguh karena seringkali kita lupa akan karunia Allah ini. Karunia
kesehatan dan
kebahagiaan.
Dapat
kita bayangkan kondisi saudara-saudara kita lainnya yang tidak seberuntung kita
semua pada
saat
ini, dimana ada saudara kita yang sakit sehingga tidak dapat menunaikan ibadah
puasa dan
shala
ied. Betapa irinya mereka terhadap kita. Ada pula kaum Muslimin yang harus
merayakan
akhir
Ramadhan ini di medan pertempuran, jauh dari sanak saudara. Ada pula kaum
Muslimin yang
harus
merayakan lebaran ini dari tempat pengungsian.
Sungguh
beruntung kita semua karena Allah memberikan kemudahan dan kebahagiaan bagi
kita
semua.
Untuk itulah mari sekali lagi kita syukuri karunia Allah ini. Marilah kita
kumandangkan
takbir.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
laa ilaha illAllahu akabar.
Allahu akbar wa Lillah ilhamd
Hadirin
yang dimuliakan Allah. Ramadhan baru saja berlalu. Pelajaran apa yang dapat
kita peroleh?
Mari
kita umpamakan Ramadhan ini sebagai sebuah sekolahan. Kita sebut sekolahan ini
dengan
nama
“sekolah Ramadhan”.
Ramadhan sebagai sebuah sekolah khusus
Sebelum
menilik kepada pelajaran yang kita peroleh, mari kita lihat dahulu keistimewaan
sekolahan
“Ramadhan
ini”. Kita akan tempat “sekolah Ramadhan” ini di Indonesia, dimana mayoritas
penduduknya
beragama Islam. Sekolah Ramadhan ini berbeda dan memiliki kekhususan dalam
banyak
hal.
Hal yang
pertama, setiap orang Islam wajib masuk sekolah ini. Tapi sekolah Ramadhan
ini tidak
dipungut
biaya.
Hal yang
kedua, semua
orang tahu aturan sekolah. Semua orang, bahkan anak kecil pun, tahu
lonceng
masuk sekolah berbunyi pada saat kita masuk ke waktu Subuh. Dan semua orang
tahu
bahwa
waktu sekolah usai pada malam hari. Di dalam masa “sekolah” ini semua orang
tahu
peraturan
“sekolahan”, seperti larangan makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan
puasa.
Karena
semua orang tahu, maka cobaan pun lebih mudah dihindari. Tidak ada orang yang
menawari
makan
atau minum di siang hari. Bahkan waktu kerja pun seringkali dipersingkat.
Kesempatan
untuk
beribadah diperbesar. Pokoknya, berbagai hal dipermudah.
Bayangkan
jika anda harus menjalankan puasa di negeri orang yang orang Islamnya
minoritas,
sehingga
mereka tidak tahu apa itu puasa. Tidak ada perilaku khusus. Kerja tetap panjang
waktunya.
Godaan
makan dan minum lebih banyak.
Apalagi
jika anda tinggal di negeri yang memiliki empat musim; winter (musim dingin),
spring
(musim
semi), summer (musim panas), dan fall (musim gugur). Puasa bisa saja jatuh di
musim
panas
(summer) yang siang harinya lebih panjang daripada malam hari. Puasa anda bisa
dimulai
BR/versi
1.4/16 Desember 2001 1
dari
pukul 2 pagi sampai pukul 9 malam. Mungkin kita hanya sempat berbuka dan
langsung dilanjut
dengan
sahur.
Demikian
nikmatnya sekolah Ramadhan di negara kita ini.
Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar
walillah ilhamd.
Ramadhan
itu juga memiliki keistimewaan sebagaimana diutarakan dalam hadits ini
“Jika tiba Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka dan
pintu-pintu neraka ditutup
serta syetan-syetan dibelenggu.” (Diriwayatkan Al-Bukhary
dan Muslim)
Jadi di
sekolah Ramadhan itu gangguan dari syetan ditiadakan. Jadi kalau kita masih
berkelakuan
dan
berpikiran jahat, maka itu bukan perbuatan syetan melainkan dari diri kita
sendiri. Lagi-lagi ini
sebuah
kemudahan.
Hal yang
ketiga, berbeda dengan sekolahan dimana kita dinilai atau diuji oleh
seorang guru, maka
di
sekolahan Ramadhan ini kita menilai diri sendiri. Tidak ada ebtanas. Ujiannya
adalah antara kita
dan
Allah swt.
Ketika
kita melakukan puasa, tidak ada orang lain yang tahu apakah kita benar-benar
melakukannya
dengan
baik kecuali diri sendiri. Tidak ada orang yang tahu kalau kita makan sambil
sembunyisembunyi
kemudian
pura-pura masih berpuasa. Tentu saja Allah tahu. Jadi yang menilai adalah diri
kita
sendiri dan Allah karena puasa ini milik Allah. Disebutkan dalam sebuah hadits:
“Setiap amal anak Adam bagi dirinya. Satu kebaikan diberi
balasan dengan sepuluh
kebaikan yang serupa hingga tujuh ratus kali. Allah
berfirman, 'Kecuali puasa. Puasa
itu bagi-Ku dan Aku membalasnya. Dia meninggalkan makanan
karena Aku,
meninggalkan minuman karena Aku dan meninggalkan istrinya
karena Aku'.”
(Diriwayatkan
Al-Bukhary, Muslim, Malik, Abu Daud, At-Tirmidzy dan An-Nasa'y)
Puasa
ini tidak untuk apa-apa atau siapa-siapa, kecuali hanya untuk Allah.
Pelajaran yang dapat dipetik
Ada
banyak pelajaran yang kita peroleh dari sekolah Ramadhan ini. Berikut ini
adalah beberapa
contoh
pelajaran yang kita terima.
Lapar dan dahaga
Pelajaran
yang paling minimal yang dapat dipetik dari Ramadhan adalah lapar dan dahaga.
Ini
pelajaran
yang paling rendah.
“Berapa banyak orang yang berpuasa, namun yang
diperolehnya dari puasanya itu
hanyalah lapar dan dahaga saja.” (HR Khuzaimah dan
Thabrani)
Dari
sini kita belajar bahwa lapar dan dahaga itu tidak enak. Terbayang oleh kita
saudara-saudara
kita
yang ditimpa musibah sehingga mereka tidak dapat makan dan minum senikmat kita.
Mohon
kita
bedakan mereka ini dengan orang-orang malas yang tidak mau bekerja. Masih
banyak saudara
kita
yang meski telah berusaha, akan tetapi masih kesulitan mendapatkan makanan.
Seringkali
kita menggunakan alasan lapar dan dahaga di bulan Ramadhan ini untuk tidak
dapat
bekerja
dengan baik. Lemas pak. Pusing pak. Bayangkan apabila anda, anak anda, kerabat
anda,
anak
buah anda lapar. Apakah mereka dapat bekerja, bersekolah, atau melakukan
kegiatan dengan
baik?
BR/versi
1.4/16 Desember 2001 2
Untuk
itu marilah kita berusaha dan bekerja agar kita tidak lapar, agar keluarga kita
tidak lapar. Dan
bantulah
kerabat dan tetangga agar mereka juga tidak lapar.
Kemampuan mengendalikan diri sendiri
Kita
sebenarnya memiliki kemampuan pengendalian diri yang luar biasa. Ketika kita
meniatkan
untuk
melakukan sesuatu, maka niat tersebut dapat terlaksanan. Bayangkan, kita
melakukan puasa
selama
sebulan hanya karena niat! Kita tidak makan, minum, merokok, dan melakukan
hal-hal yang
membatalkan
puasa hanya karena sebuah niat! Kita tidak mencela orang, menjelek-jelekkan
orang,
menggosip,
hanya karena sebuah niat! Ketika darah mendidih marah, maka kita menahan diri
bersabar
dan mengatakan: 'maaf saya sedang berpuasa.' Ternyata kita mampu menahan nafsu
amarah
hanya karena sebuah niat! Nawaitu! Luar biasa.
Bagi
seorang dewasa dia tahu bahwa dia tidak mendapatkan hadiah (paling tidak, tidak
secara
langsung)
atau mendapatkan bonus karena puasanya. Tapi toh puasa itu dilakukan juga.
Kalau kata
sebuah
iklan, ini bukan saja luar biasa, tapi “rrruaaarrr... biasa”. Ini kendali diri
yang luar biasa
yang
kadang-kadang kita tidak sadari.
Bagi
anak-anak, mungkin ikut puasa karena disuruh oleh orang tuanya. Meskipun demikian,
ini
masih
luar biasa. Mampu mengendalikan diri sendiri di usia anak-anak. Juga luar
biasa. Anak-anak
juga
memulai kebiasaan shalat, tarawih, dan melakukan kegiatan keagamaan lainnya.
Kebaikan
berangkat dari kebiasaan. Namun, keburukan juga berangkat dari kebiasaan. Jadi
kebiasaan
yang baik harus dimulai dari sejak kecil.
Kita
harus rayakan kemenangan kita ini!
Allahu
akbar. Allahu akbar. Allahu akbar.
Zakat
Di akhir
bulan Ramadhan ini kita membayar zakat. Zakat ini juga merupakan sebuah ujian
kepatuhan
kita. Apakah kita patuh kepada Allah ataukah kita lebih mementingkan uang?
Takut
miskin?
Berapalah uang yang kita bayarkan untuk zakat?
Untung
(atau rugi?) bahwa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak berada di tengah-tengah
kita.
Kalau
ada, maka mungkin kita berhadapan dengan pedang Abu Bakar. Mengapa kita perlu
ditakuttakuti
dengan
pedang Abu Bakar baru mau membayar zakat? Coba simak ayat berikut
“Dan, orang-orang yang dalam hartanya terdapat bagian
tertentu, bagi orang (miskin)
yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang
tidak mau meminta).”
(Al-Ma'arij: 24-25)
Jika
anda tidak mau membayar zakat, maka Allah akan mengambilnya dari anda. Misalnya
melalui
musibah,
kecopetan, sakit, kebutuhan ini itu yang tidak anda rencanakan. Yang bukan hak
anda
pasti
akan memisahkan diri. Apakah kita mau bermain-main kucing-kucingan dengan
Allah?
Berani?
Bayarlah zakat sehingga kita bisa tenang.
Bagi
para Muslimin yang belum mampu membayar zakat, mengapa belum? Jadikan ini
sebagai
target tahun
depan! Tahun depan, kami harus mampu bayar zakat!
Bagaimana jika gagal?
Meski
sekolahan Ramadhan ini mendapat perlindungan khusus, tapi mungkin masih juga
gagal.
Banyak
penyebab kegagalan ini. Jika kita gagal karena sakit atau halangan lain, itu
bisa dimaklumi.
Nanti
kita bayar.
BR/versi
1.4/16 Desember 2001 3
Namun
jika kita gagal melaksanakan tugas yang diwajibkan dalam bulan Ramadhan ini
tanpa alasan
yang
kuat, maka kita harus berhati-hati sebab dengan segala kemudahan yang telah
diberikan oleh
Allah,
kita masih gagal juga. Bayangkan syetan dibelenggu saja kita masih kalah.
Apalagi jika
syetan-syetan
ini dilepas! Ajakan-ajakan dan godaan-godaan untuk melakukan maksiat akan lebih
dahsyat
lagi. Tentunya lebih sulit lagi melaksanakan perintah-perintah Allah.
Kegagalan
ini harus menjadi sebuah peringatan keras.
Pasca Ramadhan, Selepas Ramadhan
Hadirin
yang dimuliakan oleh Allah swt. Ramadhan telah berlalu. Entah dia akan menjadi
saksi
yang
meringankan kita atau malahan menjadi saksi yang memberatkan.
“Puasa dan Al-Qur'an akan memberi syafaat bagi hamba pada
hari kiamat. Puasa
berkata, 'Ya Rabbi, aku mencegahnya makanan dan syahwat,
maka berilah aku syafaat
karenanya.' Al-Qur'an berkata, 'Aku mencegahnya tidur pada
malam hari, maka
berilah aku syafaat karenanya'. Beliau bersabda, 'Maka
keduanya diberi syafaat',”
(Diriwayatkan Ahmad)
Semoga
Al-Qur'an dan puasa memintakan syafaat bagi kita pada hari kiamat kelak. Amin.
Waktu
melatih diri telah selesai. Masuklah kita kepada praktek sehari-hari. Mampukah
kita
mempertahankan
bahkan meningkatkan prestasi kita yang telah kita raih di Ramadhan? Apakah kita
kembali
lagi menjadi pecundang (loosers), orang yang kalah?
Jika
kita kalah, bagaimana mengharapkan orang lain untuk menang?
Sedih
rasanya melihat ketidak mampuan kita untuk mengenda diri. Kita lihat
wakil-wakil rakyat
yang
berperilaku seperti anak-anak. Dimana hilangnya kesabaran kita? Kemana larinya
kemampuan
kita
untuk melakukan puasa dan shalat lail? Ternyata kita hanya menjadi seorang
Ramadhani saja,
yaitu orang
yang mengingat Allah kala Ramadhan saja. Dalam sebuah ceramahnya, Syaikh Al-
Qardhawy
mengatakan bahwa barangsiapa yang menyembah bulan Ramadhan, sesungguhnya bulan
Ramadhan
itu telah mati dan berlalu. Sementara Allah tidak pernah mati dan senantiasa hidup.
Di
antara
orang salaf ada yang berkata:
“Seburuk-buruk
orang ialah yang tidak mengenal Allah kecuali pada bulan Ramadhan.
Maka
jadikanlah diri anda seorang Rabbani, dan jangan menjadi Ramadhani.”
Mudah-mudahan
kita termasuk orang yang lebih baik dari itu. Mudah-mudahan Ramadhan ini
membekas
di hati kita dan kebiasaan-kebiasaan baik yang telah kita lakukan di bulan
Ramadhan ini
menjadi
tetap. Jika tidak 100% melekat, mungkin sekian persen saja. Mudah-mudahan kita
masih
diberi
kesempatan untuk melakukan sekolah Ramadhan lagi di tahun depan. Dan
mudah-mudahan
kita
dapat lebih baik lagi.
Hadirin
sekalian.
Hari ini
kita masuk ke bulan Syawal dan merayakan Idul Fitri. Hari ini kita kembali
kepada fitrah
yang
suci, kembali kepada lembaran yang bersih. Semuanya ini dalam rangka
meningkatkan taqwa
kita.
Membersihakan hati kita ini semata-mata hanyalah ibadah kepada Allah swt. Dalam
sebuah
kata-kata
hikmah dikatakan:
Bukanlah
yang disebut hari raya itu hanya untuk orang yang berpakaian baru saja, atau
alat
parabot rumah tangga yang baru saja. Tapi yang dinamakan hari raya itu adalah
bagi
orang yang bertambah taatnya kepada Allah swt.
Selain
melestarikan Hablum Minallah, Idul Firti ini juga berfungsi sebagai sarana
Hablum
BR/versi
1.4/16 Desember 2001 4
Minannas,
sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Maka hendaklah kita saling
maafmemaafkan
secara
lahir dan batin, atas segala perbuatan kita yang telah lalu.
Sebagai
seorang manusia, kita tidak bisa lepas dari sifat salah dan lupa. Kita adakan
Silaturrahmi
kepada
sanak famili, kita ajak putra-putri kita kepada famili agar saling mengenal
sehingga kita
dapat
memberi nasihat menuju kebenaran. Di samping itu, kita juga bersilaturrahmi
kepada orangorang
Muslim
dimana saja berada. Tersebutlah dalam hadist Rasulullah saw:
“Sesuatu
yang paling cepat mendatangkan kebaikan ialah pahalanya orang yang berbuat
baik dan
menyambung kefamilian, yakni silaturrahmi. Dan yang paling cepat
mendatangkan
kejahatan, ialah sisksaan orang yang berbuat jahat dan memutuskan
hubungan
(kekeluargaan)”. (HR. Ibu Majah)
Kami
pribadi mohon maaf lahir dan batin, andaikata kami terdapat kesalahan dan
kehilafan dalam
tingkah
laku maupun ucapan. Sudilah hadirin memaafkan dengan setulus hati. Dan semoga
kita
selalu
mendapat taufiq dan hidayah dari Allah dan berbahagia dunia sampai di akhirat.
Akhirnya,
marilah kita menundukkan hati kita ke hadirat Allah SWT, memohon ridha dan
perkenanNya.
Ya
Allah, ya Tuhan kami. Engkau maha mengetahui, ya Allah terhadap
kelemahan-kelemahan
kami,
terhadap kekurangan-kekurangan kami.
Engkaulah
tempat kami menyembah. Engkaulah tempat kami memohon.
Ya
Allah, ya Tuhan kami, kami mohon Engkau ampuni, ya Rabbi, bahwa pada waktu
Engkau
memberi
karuniaMu, kami mungkin kurang dapat mensyukuri nikmat, namun pada waktu Engkau
memberi
cobaan, kami masih pula meragukan kasih sayangMu.
Ya
Allah, ya Tuhan kami, berikanlah kami kekuatan serta kemampuan untuk melangkah
ke depan,
dimana
kami akan tersesat tanpa petunjukMu, kami akan merugi tanpa ridha dan
tuntunanMu.
Ya
Allah, ya Tuhan kami, curahilah kami dengan rahmat dan nikmatMu, sinarilah hati
kami dengan
cahayaMu.
Berikanlah kami bimbingan untuk dapat berjalan dijalanMu. Tunjukkanlah kami
jalan
yang
lurus, yaitu jalan yang Engkau ridhai. Berilah kami kemampuan untuk mengikuti jalan
yang
lurus
itu ya Allah.
Ya
Allah, jadikanlah kami orang-oran yang Engkau karuniai dengan keimanan dan
ketaqwaan yang
kokoh
kepadaMu, sehingga kami mampu melawan segala tantangan dan hambatan.
Wabillahitaufik wal hidayah,
Wassalamu 'alaikum warakhmatullahi wa barakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar