Translate

Kamis, 27 September 2012

Efek Samping Kafein: Apakah Kafein Memicu Timbulnya Jerawat?


kafein jerawat 150x150 Efek Samping Kafein: Apakah Kafein Memicu Timbulnya Jerawat?Kopi, teh, cokelat, minuman ringan, minuman energi, dan permen karet adalah beberapa jenis makanan dan minuman yang mengandung kafein.
Anda mungkin pernah bertanya adakah pengaruh kafein terhadap timbulnya jerawat?
Sampai saat ini belum ada penelitian yang memberi hasil konklusif perihal tersebut.
Namun terdapat satu fakta bahwa kafein berlebih bisa memicu masalah tidur dan stres, yang pada ujungnya memperbesar resiko masalah kulit seperti jerawat.
Hubungan antara Kafein dengan Jerawat
Banyak orang yang mencandu kopi. Kafein dalam kopi membantu menghilangkan kantuk sehingga dapat memperlancar aktivitas harian.
Itu sebabnya, teh dan kopi merupakan minuman favorit orang yang bekerja di kantor.
Namun, asupan kafein berlebih bisa meningkatkan hormon stres dalam tubuh. Telah menjadi pemahaman umum bahwa stres merupakan salah satu pemicu jerawat.
Efek lain dari kafein adalah memicu peningkatan produksi sebum.
Sebum dan minyak menyumbat pori-pori kulit dan folikel rambut, sehingga jerawat mudah timbul.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kafein, jika dikonsumsi secara berlebihan, bisa menyebabkan jerawat dan komedo karena kemampuan kafein dalam merangsang produksi sebum.
Selain itu, kafein juga menyebabkan dehidrasi. Ketika terjadi kekurangan air dalam tubuh, kondisi kulit dapat memburuk dan jerawat akan muncul.
Tips Mengurangi Efek Kafein pada Kulit
Untuk menjamin kulit tetap bebas jerawat, maka mengurangi makanan dan minuman yang mengandung kafein merupakan keharusan.
Adopsi gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi diet seimbang dan berolahraga teratur.
Perbanyak diet berupa buah-buahan, sayuran, dan kacang.
Jangan lupa untuk menghindari berbagai makanan seperti daging merah, gula, karbohidrat, produk susu, makanan yang digoreng, dan makanan siap saji.
Pastikan minum setidaknya 8 gelas air perhari untuk menjaga kulit dari dehidrasi.
Lakukan perawatan kulit secara teratur dengan mencuci muka setidaknya dua kali sehari.
Saat keluar di bawah sinar matahari, oleskan tabir surya untuk membantu melindungi kulit dan menjauhkan gangguan jerawat

8 Tips Perawatan Kuku Akrilik

merawat kuku akrilik 150x150 8 Tips Perawatan Kuku AkrilikPerawatan pribadi dianggap belum lengkap tanpa perawatan kuku yang tepat.
Perawatan kuku menjadi sulit dilakukan bagi mereka yang memiliki kuku pendek dan rapuh.
Wanita dengan kuku panjang dan kuat dianggap memiliki keberuntungan.
Tetapi dengan diperkenalkannya kuku akrilik (acrylic nails) memiliki kuku rapuh bukan menjadi masalah lagi.
Kini siapa saja bisa memiliki kuku panjang dan cantik dengan bantuan kuku akrilik yang tersedia dalam berbagai ukuran dan dapat diwarnai dengan sempurna.
Namun, wanita yang tidak memiliki masalah dengan kukunya juga banyak yang menggunakan kuku akrilik karena desainnya yang unik.
Hanya saja, jangan pernah mengabaikan perawatan kuku akrilik. Mengabaikan perawatan yang benar bisa mengakibatkan masalah kulit, jamur, serta mengganggu pertumbuhan kuku alami.
Cara Merawat Kuku Akrilik
Perawatan kuku akrilik harus dimulai dari tahap pemasangannya.
Disarankan untuk memasang kuku akrilik di salon terpercaya. Jika dipasang dengan cara yang tepat, sebagian besar masalah yang terkait dengan kuku akrilik tidak akan muncul.
Namun, meskipun dipasang dengan baik, jika tidak dilakukan perawatan secara teratur, kuku akrilik bisa menimbulkan berbagai masalah.
Berikut adalah cara merawat kuku akrilik:
1. Kuku akrilik dianggap sebagai jenis yang paling kuat dan tahan lama di antara semua jenis kuku palsu.
Tapi seiring dengan pertumbuhan kuku, Anda harus mengisi celah yang muncul antara kuku alami dengan kuku akrilik.
Selain itu, kuku akrilik memerlukan perawatan rutin bersama dengan kuku alami Anda.
2. Jaga jangan sampai kuku akrilik pecah atau rusak. Kuku akrilik tidak boleh terpapar air dalam waktu lama.
Air tidak akan merusak kuku akrilik, namun paparan air berlebih bisa berakibat longgarnya pemasangan dan berpotensi menyebabkan jamur.
Keringkan dengan lap kering sehabis tangan dan kuku terkena air.
3. Jika diperlukan, Anda dapat menggunakan sarung tangan untuk menghindari kontak kuku dengan air.
Sarung tangan juga berguna untuk mencegah patahnya kuku saat melakukan pekerjaan rumah tangga.
4. Dianjurkan oleh para ahli bahwa mereka yang memiliki kuku akrilik harus menggunakan sabun anti-bakteri untuk mencuci tangan. Serangan bakteri bisa memicu kerusakan kuku akrilik sekaligus kuku alami.
Anda juga bisa menggunakan alkohol untuk menyeka kuku dan area sekitarnya untuk menghilangkan kotoran dan bakteri.
5. Saat kuku akrilik terlepas atau patah, segera pergi ke tempat perawatan kuku untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
Jika dibiarkan, rembesan air dapat menyebabkan infeksi jamur pada kuku.
6. Oleskan minyak pada kuku akrilik, sekali atau dua kali sehari untuk meningkatkan fleksibilitas. Kuku kering akan mudah pecah dan mengelupas.
7. Jika gaya hidup Anda tidak memungkinkan memiliki kuku panjang, hanya pasang kuku akrilik dengan panjang yang sesuai.
8. Berbagi peralatan perawatan kuku berpotensi menyebabkan penyebaran infeksi.
Jangan pernah berbagi alat-alat tersebut dan pastikan alat selalu dibersihkan sehabis digunakan.
Gunakan pula produk perawatan kuku akrilik yang tepat. Dapatkan saran dari profesional yang berpengalaman.
Dengan perawatan yang tepat, kuku akrilik mampu bertahan untuk jangka waktu lama sehingga akan mempercantik penampilan Anda

tips diet sehat: 5 Makanan Sumber Isoflavon


Soybean 13 150x150 Tips Diet Sehat: 5 Makanan Sumber IsoflavonIsoflavon merupakan senyawa kimia yang hanya ditemukan pada tumbuhan.
Isoflavon memiliki sifat seperti hormon estrogen dan paling banyak ditemukan pada kedelai dan produk kedelai.
Selain kedelai ada pula beberapa sumber makanan lain meski mengandung jumlah isoflavon lebih sedikit.
Isoflavon memiliki berbagai manfaat kesehatan termasuk mengurangi gejala menopause, menurunkan risiko kanker, dan meningkatkan kesehatan tulang.
Berikut adalah bahan makanan yang mengandung isoflavon:
1. Kacang Kedelai
Kacang kedelai merupakan sumber utama isoflavon. Tergantung dari usia kedelai, konsentrasi isoflavon bervariasi antara 12-153 mg per 100 gram kedelai.
2. Tahu dan Tempe
Jumlah yang tepat dapat bervariasi dari berbagai produk, tahu dan tempe mengandung isoflavon sekitar  25 mg atau lebih per 100 gram.
Tahu dan tempe dapat diolah menjadi berbagai makanan yang berbeda sesuai selera Anda.
3. Susu Kedelai
Susu kedelai mengandung 110 mg isoflavon untuk setiap 100 gramnya atau sekitar setengah cangkir.
Susu kedelai dapat diminum langsung atau ditambahkan dalam berbagai hidangan seperti sereal atau jus.
4. Tepung Kedelai
Tepung kedelai mengandung hampir 200 mg isoflavon per 100 gramnya.
Untuk meningkatkan konsumsi tepung kedelai, Anda dapat mengganti berbagai resep makanan yang menggunakan tepung terigu dengan tepung kedelai.
5. Kacang Tanah
Kacang tanah juga mengandung isoflavon meskipun dalam jumlah kecil. Terdapat sekitar 0,26 mg isoflavon dalam setiap 100 gram kacang tanah

Apa itu pengertian isoflavon


Isoflavon adalah sejenis phytonutrient, yang kaya dalam kacang kedelai dan produk kacang kedelai itu sendiri. isoflavon terdiri dari 2 jenis, yaitu Daidzein dan Geinistein. Struktur dari isoflavon sama dengan struktur kimia dari esterogen dan esterogen itu sendiri memiliki peran yang sangat penting dan aktif didalam proses penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh hormon. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bangsa Asia, Khususnya Jepang, memiliki resiko yang lebih rendah untuk terserang penyakit kanker payudara dan gejala menopause, dibanding dengan bangsa Eropa dan sekitarnya. Ini disebabkan oleh banyaknya konsumsi Kacang kedelai di Kalangan Asia.

Isoflavon dan Sindrom Post Menopausal
Kacang kedelai dinilai cukup unik karena kaya akan kandungan phytoestrogens yang disebut isoflavon, mirip seperti estrogens di dalam strukturnya, sebagai penerima estrogen, estrogenomimetics. Oleh karena itu, isoflavon dikenal dapat mengurangi sindrom gejala post menopausal, yang biasanya di hadapi oleh para wanita lanjut usia, mengurangi resiko Osteoporosis dan gula darah. Seorang wanita yang menerima asupan 40-50 g isoflavon setiap harinya, dapat menggunakannya sebagai subtitusi Hormone Replacement Therapy (HRT) yang memungkinkan untuk mengurangi gejala sindrom post menopausal, seperti misalnya kekeringan pada organ kewanitaan.
Isoflavon dan Penyakit Jantung
Isoflavones dapat mengurangi kadar kolesterol, melalui pengurangan oksidasi LDL (Kolesterol Jahat), yang dapat mengakibatkan astherosclerosis dan penyempitan pembuluh darah. Dengan tujuan untuk mengurangi resiko serangan jantung dan stroke.

Isoflavones dan Pencegahan Kanker
Menurut penelitian di Amerika, mengkonsumsi minuman kacang kedelai dapat mengurangi resiko kanker. Ini dikarenakan oleh kacang kedelai yang mengandung isoflavon, antikoksidan alami ini dapat mengurangi perpecahan dan pertumbuhan sel kanker, untuk mencegah penyakit kanker seperti kanker prostate, kanker payudara, kanker paru-paru, kanker rahim, kanker usus, dan sebagainya. Geinistein, sejenis soy isoflavon adalah sebuah antioksidan alami yang baik atau anti carcinogen. Ini sudah dibuktikan dari penelitian yang dapat mengurangi resiko kanker yang disebabkan oleh hormon, seperti misalnya kanker payudara pada wanita dan mencegah atau memperlambat pertumbuhan kanker prostate pada pria sekitar 30%.

Isoflavon dapat membantu mencegah Osteoporosis
Beberapa studi telah dilakukan untuk menghubungkan konsumsi kalsium dengan pengendalian osteoporosis. Penambahan kalsium dan estrogen yang dilakukan terhadap 72 orang wanita pasca menopause menunjukkan adanya pengurangan penurunan massa tulang. Sedangkan studi pemberian kalsium yang diberikan dalam bentuk ditambahkan kedalam bahan makanan menunjukkan bahwa kalsium mempunyai efek dalam melindungi mineral tulang pada wanita yang belum atau telah menopause. Konsumsi kalsium yang optimal bervariasi selama kehidupan manusia, dengan kebutuhan ekstra kalsium yang meningkat selama periode pertumbuhan dan kehamilan. Diet dari tumbuh-tumbuhan, terutama yang sumber utamanya kedelai atau susu kacang kedelai, dapat membantu mencegah osteoporosis. 

Manfaat Isoflavon pada Kedelai

Makanan yang mengandung kedelai memainkan peranan yang penting dalam diet masyarakat Asia sejak berabad-abad.
Apa yang Spesial Mengenai Kedelai
Kedelai adalah campuran komplex dari bahan biologi aktif. Dua komponen yang diduga utama berperan pada manfaat kesehatan adalah protein dan isoflavon, dimana isoflavon memiliki daya tarik tersendiri sebagai alternatif pengganti HRT. Kualitas dari protein kedelai mirip dengan yang dikandung daging dan protein susu, namun protein kedelai kelihatannya memiliki efek yang lebih menguntungkan terhadap fungsi ginjal dan lebih tidak hiperkalsiurik dibanding protein hewan.
Isoflavon adalah subklas dari senyawa flavonoid. Bila dibandingkan diantara senyawa flavonoid lainnya, isoflavon jarang ditemukan pada tetumbuhan. Kedelai adalah satu-satunya sumber isoflavon yang berasal dari tumbuhan.
Isoflavon yang Penuh Daya Tarik
Bukti ketertarikan banyak peneliti di Barat tentang manfaat isoflavon ini dapat dilihat pada banyaknya jumlah penelitian yang dilakukan. Lebih dari 600 makalah ilmiah memuat tentang isoflavon setiap tahunnya di Amerika, bandingkan pada tahun 1985 yang hanya memuat 12 makalah saja.
Manfaat Isoflavon
Di bawah ini dapat dilihat beberapa manfaat dari isoflavon sehubungan dengan beberapa penyakit.
Kanker Payudara
Selama lebih dari 10 tahun telah banyak penelitian yang menduga adanya efek antikanker dari kedelai, terutama yang berhubungan dengan kanker payudara. Para peneliti tertarik karena ditemukannya estrogen kerja rendah dalam isoflavon dan rendahnya angka mortalitas akibat kanker payudara di Asia. Isoflavon dapat meningkatkan efek antiestrogenik dalam beberapa cara, walaupun data tentang efek ini terhadap manusia terbatas.
Venous Thromboembolic Disease Estrogen diduga meningkatkan risiko trombosis dengan meningkatkan produksi hepatik atau metabolisme faktor koagulasi. Belum ada mekanisme yang jelas mengenai ini. Namun dari banyak penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa berbeda dari estrogen, isoflavon dan protein kedelai keduanya mengurangi atau tidak memiliki efek terhadap agregasi trombosit.
Stroke
Pada percobaan terhadap binatang ditemukan adanya efek potensial pada kedelai terhadap risiko stroke.Monyet-monyet dewasa yang menderita diabetes diberikan diet yang mengandung sumber protein yang berbeda. Hasilnya menunjukkan kadar kolesterol LDL berkurang pada monyet yang menerima protein kedelai.
Saluran Empedu
Estrogen dapat menambah risiko penyakit saluran empedu dengan meningkatkan konsentrasi kolesterol di kantung empedu. Pada penelitian terhadap binatang didapatkan bahwa protein kedelai dapat menurunkan risiko tersebut dengan menurunkan konsentrasi kolesterol dalam empedu dan hati.
Coronary Heart Disease
Efek hipokolesterolemik dari kedelai dapat juga menurunkan insiden CHD. Selain itu isoflavon dapat juga memberi manfaat terhadap pembuluh darah dimana terjadi peningkatan arterial compliance, sebagai patokan fleksibilitas arteri. Isoflavon dan protein kedelai juga dapat menurunkan tekanan darah dan menghambat oksidasi kolesterol LDL.
Kanker Kolorektal
Kedelai diduga mengurangi beberapa bentuk dari kanker, termasuk kanker kolorektal. Salah satu penelitian menemukan dari sampel dengan riwayat kanker kolon yang diberi 39 gram protein kedelai/hari selama satu tahun, terdapat penurunan signifikan pada proliferasi sel kolon. Hal ini menunjukkan penurunan dalam hal risiko kanker kolon.
Fraktur
Karena sifatnya yang mirip dengan estrogen, manfaat isoflavon terhadap sistem skeletal juga banyak. Isoflavon dapat menghambat kehilangan kalsium dari tulang. Hal ini dapat terjadi karena adanya penghambatan pengeluaran kalsium melalui urine. Data epidemiologi menyebutkan adanya peningkatan densitas tulang pada wanita-wanita Asia yang banyak mengkonsumsi kedelai. Peningkatan densitas tulang ini dapat membantu wanita menopause menghindari osteoporosis yang dapat mengakibatkan fraktur.
Rekomendasi Konsumsi
US Food and Drug Administration menganjurkan konsumsi 25 g protein kedelai per hari (tidak ada rekomendasi tentang banyaknya isoflavon) sebagai target untuk mengurangi kolesterol. Namun jumlah ini tidak bisa dijadikan patokan untuk populasi dewasa umum, karena rekomendasi itu ditujukan bagi penderita hiperkolesterolemia. Jumlah 25 g protein kedelai per hari termasuk tinggi, sedangkan untuk wanita dewasa dianjurkan hanya separuhnya. Rekomendasi yang lebih tepat adalah 15 gram protein kedelai (antara 10-25 gram) dan 50 mg isoflavon (antara 30-100 mg/hari).
Makanan tradisional dari kedelai memiliki perbandingan isoflavon:protein kedelai rata-rata 3,5 : 1. Oleh karenanya, mengkonsumsi 15 gram protein susu akan menghasilkan sekitar 50 mg isoflavon

Prospek dan Manfaat Isoflavon untuk Kesehatan



SUYANTO PAWIROHARSONO
Direktorat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi


Pendahuluan
Flavonoida dan isoflavonoida adalah salah satu golongan senyawa metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan, khususnya dari golongan Leguminoceae (tanaman berbunga kupu-kupu). Kandungan senyawa flavonoida sendiri dalam tanaman sangat rendah, yaitu sekitar 0,25%. Senyawa-senyawa tersebut pada umumnya dalam keadaan terikat/konjugasi dengan senyawa gula (Snyder dan Kwon, 1987).
Senyawa isoflavon terdistribusi secara luas pada bagian-bagian tanaman, baik pada akar, batang, daun, maupun buah, sehingga senyawa ini secara tidak disadari juga terikut dalam menu
makanan sehari-hari. Bahkan, karena sedemikian luas distribusinya dalam tanaman maka dikatakan bahwa hampir tidak normal apabila suatu menu makanan tanpa mengandung senyawa flavonoid. Hal tersebut menunjukkan bahwa senyawa flavon tidak membahayakan bagi tubuh dan bahkan sebaliknya dapat memberikan manfaat pada kesehatan.
Senyawa flavonoida untuk obat mula-mula diperkenalkan oleh seorang Amerika bernama Gyorgy (1936) yang sekaligus sebagai pionir (pembuka) penggunaan senyawa tersebut di bidang terapeutik. Secara tidak sengaja, beliau memberikan ekstrak vitamin C (asam askorbat) ke seorang dokter untuk mengobati penderita pendarahan kapiler subkutaneus dan ternyata pasien dapat disembuhkan. Namun, pada pengobatan terhadap pasien yang lain dengan menggunakan ekstrak vitamin C yang dimurnikan, ternyata ekstrak ini tidak dapat menyembuhkan penderita. Kembali pada ekstrak tidak murni tersebut, akhirnya Gyorgy menemukan senyawa yang disebut sebagai senyawa "bioflavonoids" atau vitamin P yang dinyatakan sebagai anti-hemorrhage (pendarahan).
Kedelai Sebagai Sumber Senyawa Isoflavon
Senyawa isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak disintesa oleh tanaman. Namun, tidak sebagai layaknya senyawa metabolit sekunder karena senyawa ini tidak disintesa oleh mikroorganisme. Dengan demikian, mikroorganisma tidak mempunyai kandungan senyawa ini. Oleh karena itu, tanaman merupakan sumber utama senyawa isoflavon di alam. Di berbagai antara tanaman, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada tanaman Leguminoceae, khususnya pada tanaman kedelai. Pada tanaman kedelai, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada biji kedelai, khususnya pada bagian hipokotil (germ) yang akan tumbuh menjadi tanaman. Sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang akan menjadi daun pertama dari tanaman (Anderson, 1997).
Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2--4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai aktivitas fisiologis kecil.
Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan daidzein.
Masyarakat Indonesia yang secara tradisi telah lama mengkonsurnsi kedelai dalam bentuk produk-produk olahan seperti tahu, tempe, tauco, dan kecap, banyak diuntungkan dalam berbagai faktor karena produk tersebut mengandung nilai gizi tinggi, khususnya sebagai sumber protein; harganya relatif murah; mengandung senyawa aktif, khususnya isoflavon yang banyak mempunyai aktivitas fisiologis; serta produk yang dikonsumsi merupakan produk hasil olahan sehingga telah terjadi proses dekomposisi senyawa isoflavon kompleks menjadi senyawa isoflavon aglikon yang aktif.
Bentuk-bentuk produk olahan makanan tersebut sekaligus merupakan sumber isoflavon potensial untuk menunjang kesehatan tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut maka mengkonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan terfermentasi lebih dianjurkan. Berbagai contoh kandungan isoflavon pada kedelai dan produk olahan terdapat pada Tabel 1.
Mengingat berbagai potensi kedelai sebagai sumber gizi dan senyawa aktif serta prospeknya untuk dikembangkannya produk-produk baru, kedelai banyak disebut sebagai the golden bean, the miracle bean, food for the future, dan sebagainya.
Isoflavon pada Tempe dan Prospek Pemanfaatannya
Tempe adalah salah satu makanan tradisional yang dibuat dari kedelai melalui proses fermentasi kapang, terutama Rhizopus oligosporus. Di Indonesia terdapat berbagai jenis tempe sesuai dengan jenis bahan baku yang digunakan sehingga dijumpai tempe kecipir, tempe kara, tempe benguk, tempe gembus, tempe bongkrek, dan sebagainya. Bila disebut tempe saja, maka pada umumnya diartikan sebagai tempe kedelai.
Tempe merupakan makanan bergizi tinggi sehingga makanan ini mempunyai arti strategis dan sangat penting untuk pemenuhan gizi. Lebih dari itu, tempe mempunyai keunggulan-keunggulan lain, yaitu mempunyai kandungan senyawa aktif; teknologi pembuatannya sederhana; harganya murah; mempunyai citarasa yang enak; dan mudah dimasak.
Senyawa isoflavon merupakan salah satu komponen yang juga mengalami metabolisme. Senyawa isoflavon ini pada kedelai berbentuk senyawa konjugat dengan senyawa gula melalui ikatan -O- glikosidik. Selama proses fermentasi, ikatan -0- glikosidik terhidrolisa, sehingga dibebaskan senyawa gula dan isoflavon aglikon yang bebas. Senyawa isoflavon aglikon ini dapat mengalami transformasi lebih lanjut membentuk senyawa transforman baru.
Hasil transformasi lebih lanjut dari senyawa aglikon ini justru menghasilkan senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas biologi lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh Murata (1985) yang membuktikan bahwa Faktor-II (6,7,4' tri-hidroksi isoflavon) mempunyai aktivitas antioksidan dan antihemolisis lebih baik dari daidzein dan genistein. Selain itu, Jha (1985) menemukan bahwa senyawa isoflavon lebih aktif 10 kali dari senyawa karboksikroman. Hasil akhir dari transformasi isoflavon selama fermentasi tempe dan potensi pemanfaatanya untuk obat terlihat pada tabel 2.
Transformasi Pembentukan Faktor-II
Faktor-II (6,7,4' tri-hidroksi isoflavon) merupakan senyawa yang sangat menarik perhatian, karena senyawa ini tidak terdapat pada kedelai dan hanya terdapat pada tempe. Senyawa ini terbentuk selama proses fermentasi oleh aktivitas mikroorganisme. Senyawa ini mula-mula ditemukan kembali oleh Gyorgy (1964) pada ekstrak tepung tempe. Perkembangan selanjutnya terbukti bahwa Faktor-II tersebut pada kedelai jumlahnya sangat kecil. Ia merupakan senyawa konjugat/terikat dengan senyawa karbohidrat melalui ikatan glikosidik. Setelah fermentasi oleh Faktor-II, akan dibebaskan walaupun jumlahnya sangat kecil.
Faktor-II dipandang sebagai senyawa yang sangat prospektif sebagai senyawa antioksidan (10 kali aktivitas dari vitamin A atau karboksi kroman dan sekitar 3 kali dari senyawa isoflavon aglikon lainnya pada tempe) serta antihemolitik (Jha, 1985). Dengan demikian, karakterisasi mikroorganisme transforman Faktor-II perlu diteliti. Menurut penelitian Barz dkk. (1993) biosintesa Faktor-II dihasilkan melalui demetilasi glisitein oleh bakteri Brevibacterium epidermis dan Micrococcus luteus atau melalui reaksi hidroksilasi daidzein. Reaksi biosintesa Faktor-II terlihat pada gambar 1
Biosintesa Senyawa Flavon/Isoflavon
Flavon/isoflavon yang terdiri atas struktur dasar C6-C3-C6, secara alami disintesa oleh tumbuh-tumbuhan dan senyawa asam amino aromatik fenil alanin atau tirosin. Biosintesa ini berlangsung secara bertahap dan melalui sederetan senyawa antara, yaitu asam sinnamat, asam kumarat, calkon, dan flavon serta isoflavon.
Berdasarkan biosintesa tersebut maka flavon/isoflavon digolongkan sebagai senyawa metabolit sekunder. Pada umumnya, senyawa metabolit sekunder disintesis oleh mikroba tertentu dan tidak merupakan kebutuhan fisiologis pokok dari mikroba itu sendiri, baik untuk pertumbuhan maupun untuk aktivitas kehidupannya. Meskipun tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan, senyawa metabolit sekunder dapat juga berfungsi sebagai nutrien darurat untuk mempertahankan hidup. Senyawa metabolit sekunder biasanya terbentuk setelah fase pertumbuhan logaritmik atau pada fase stationer, sebagai akibat keterbatasan nutrien dalam medium pertumbuhannya. Keterbatasan nutrien dalam medium akan merangsang dihasilkanya enzim-enzim yang berperan untuk pembentukan metabolit sekunder dengan memanfaatkan metabolit primer guna mempertahankan kelangsungan hidup. Isoflavon termasuk dalam golongan flavonoid (1,2-diarilpropan) dan merupakan bagian kelompok yang terbesar dalam golongan tersebut. Senyawa isoflavon dalam tanaman kacang-kacangan atau Legummoceae merupakan salah satu karakteristik/sifat yang dapat digunakan untuk identifikasi/klasifikasi tanaman.
Meskipun isoflavon merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder, namun ternyata pada mikroba seperti bakteri, algae, jamur, dan lumut tidak mengandung isoflavon, karena mikroba tersebut ternyata tidak mempunyai kemampuan untuk mensintesa. Meskipun demikian, mikroba-mikroba tertentu mampu untuk melakukan transformasi senyawa isoflavon (Luckner, 1984).
Bioaktivitas dan Struktur
Aktivitas fisiologis senyawa isoflavon telah banyak diteliti dan ternyata menunjukkan bahwa berbagai aktivitas berkaitan dengan struktur senyawanya (Oilis, 1962). Aktivitas suatu senyawa ditentukan pula oleh gugus-gugus yang terdapat dalam struktur tersebut. Dengan demikian, dengan cara derivatisasi secara kimia dan secara biologis, dapat dibentuk senyawa-senyawa aktif yang diinginkan. Murakami (1984) mengemukakan bahwa aktivitas antioksidan ditentukan oleh bentuk struktur bebas (aglikon) dari senyawa.
Selanjutnya, Hudson (dalam Achmad, 1990) menyatakan bahwa aktivitas tersebut ditentukan oleh gugus -OH ganda, terutama dengan gugus C=0 pada posisi C-3 dengan gugus -OH pada posisi C-2 atau pada posisi C-5. Hasil transformasi isoflavon selama fermentasi tempe daidzein, genistein, glisitein, dan Faktor-II, ternyata memenuhi kriteria tersebut. Sistem gugus fungsi demikian memungkinkan terbentuknya kompleks dengan logam.
Aktivitas estrogenik isoflavon ternyata terkait dengan struktur kimianya yang mirip dengan stilbestrol, yang biasa digunakan sebagai obat estrogenik. Bahkan, senyawa isoflavon mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dari stilbestrol. Oilis (1962) menunjukkan bahwa daidzein merupakan senyawa isoflavon yang aktivitas estrogenik-nya lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa isoflavon lainnya.
Aktivitas antiinflamasi ditunjukkan oleh gugus C=0 pada posisi C-3 dan gugus -OH pada posisi C-5 yang dapat membenluk kompleks dengan logam besi, seperti quersetin. Sedang aktivitas anti-ulser ditunjukkan oleh struktur gugus -OH yang bersebelahan, seperti pada mirisetin.
Sebagaimana diperlihatkan oleh Graham dan Graham (1991) bahwa senyawa formononitin dan gliseolin berpotensi untuk membunuh kapang patogen sehingga berpotensi sebagai senyawa pestisida (biopestisida). Di atas disebutkan bahwa senyawa isoflavonoida banyak mempunyai aktivitas biologis. Mekanisme aktivitas senyawa ini dapat dipandang sebagai fungsi "alat komunikasi" (molecular messenger) dalam proses interaksi antar sel yang selanjutnya mempengaruhi proses metabolisma sel atau makhluk hidup yang bersangkutan. Dalam hal ini, dapat secara negatif (menghambat) maupun secara positif (menstimulasi).
Oilis (1962) memperlihatkan fungsi isoflavon sebagai pengendali pertumbuhan (hormonal) seperti genistein dan daidzein yang juga mempunyai sifat estrogenik. Proteksi terhadap makhluk patogen yang berpotensi untuk membunuh kapang patogen ditunjukkan oleh senyawa formononitin dan gliseolin (Graham dan Graham, 1991).
Potensi Pemanfaatan Senyawa Isoflavon untuk Kesehatan
Setelah senyawa flavonoida diperkenalkan oleh Gyorgy pada untuk penyembuhan perdarahan kapiler sub-kutan, senyawa ini makin banyak diteliti untuk terapi. Dikemukakan pula oleh Mc. Clure (1986) bahwa senyawa flavonoid yang diekstrak dan Capsicum anunuum serta Citrus limon juga dapat menyembuhkan pendarahan kapiler sub-kutan.
Mekanisme aktivitas senyawa ini dapat dipandang sebagai fungsi "alat komunikasi" (molecular messenger) dalam proses interaksi antar sel, yang selanjutnya dapat berpengaruh terhadap proses metabolisme sel atau makhluk hidup yang bersangkutan. Dalam hal ini, pengaruh tersebut dapat bersifat negatif (menghambat) maupun bersifat positif (menstimulasi).
Jenis senyawa isoflavon di alam sangat bervariasi. Di antaranya telah berhasil diidentifikasi struktur kimianya dan bahkan telah diketahui fungsi fisiologisnya dan telah dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan. Berbagai potensi senyawa isoflavon untuk keperluan kesehatan antara lain:
Anti-inflammasi
Berbagai senyawa flavonoid telah banyak diteliti dan bahkan beberapa senyawa sudah diproduksi sebagai obat anti-inflammasi.
Loggia dkk., (1986) mengekstraksi apiginin dan luteolin dari tanaman Chamomilla recutita yang terkenal mempunyai potensi anti-inflammasi dan banyak digunakan baik sebagai obat tradisional maupun obat resmi yang telah diformulasikan oleh industri farmasi. Kedua senyawa flavonoida tersebut mampunyai aktivitas anti-inflamasi serupa dengan indomethacin, yaitu jenis obat anti-inflammasi yang telah banyak dipasarkan. Dari hasil penelitiannya, dapat dicatat pula bahwa senyawa flavonoid tersebut harus dalam keadaan "bebas" atau aglikon. Artinya, tidak dalam keadaan terikat dengan senyawa lain, misalnya dalam bentuk ikatan glikosida.
Di samping senyawa flavonoida alami, terdapat pula senyawa flavonoid sintesis atau semi-sintesis yang berpotensi sebagai obat anti-inflammasi, yaitu O-ß- hidroksiethil rutin dan derivat quercetin.
Mekanisme anti-inflammasi menurut Loggia, dkk., (1986), terjadi melalui efek penghambatan pada jalur metabolisme asam arakhidonat, pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin, atau aktivitas "radical scavenging" suatu molekul. Melalui mekanisme tersebut, sel lebih terlidung dari pengaruh negatif, sehingga dapat meningkatkan viabilitas sel. Senyawa flavonoida lain yang dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi adalah toksifolin, biazilin, haematoksilin, gosipin, prosianidin, nepitrin, dan lain-lain.
Anti-tumor/Anti-kanker
Senyawa flavonoida dan isoflavonoida banyak disebut-sebut berpotensi sebagai antitumor/antikanker. Proses pembentukan penyakit kanker dapat dibagi dalam 2 (dua) fase, yaitu fase inisiasi dan fase promosi. Senyawa flavonoida seperti quercetin dan kaemferol terbukti sebagai senyawa mutagenik pada sel-sel prokariotik dan eukariotik (Fujiki, dkk., 1986). Karena sifat inilah maka senyawa-senyawa flavonoida tersebut semula diduga sebagai inisiator terbentuknya sel tumor. Hal ini berkenaan dengan realitas bahwa semua inisiator bersifat mutagenik (menyebabkan mutasi pada DNA atau kerusakan irreversibel). Namun, dugaan tersebut ternyata salah mengingat tidak terbukti pada tikus. Bahkan, senyawa flavonoida tersebut terbukti menghambat aktivitas senyawa promotor terbentuknya tumor, sehingga senyawa-senyawa di atas disebut sebagai antitumor.
Dari sejumlah senyawa flavonoida dan isoflavonoida tersebut, yang banyak disebut-sebut berpotensi sebagai antitumor/antikanker adalah genestein yang merupakan isoflavon aglikon (bebas). Potensi tersebut antara lain menghambat perkembangan sel kanker payudara (Lamastiniere dkk., 1997) dan sel kanker hati (Hendrich, dkk., 1997). Penghambatan sel kanker oleh senyawa flavon/isoflavon ini terjadi khususnya pada fase promosi (Fujiki dkk., 1986).
Genestein yang merupakan salah satu komponen isoflavon tersebut juga terdapat pada kedelai dan tempe. Penghambatan sel kanker oleh genestein ini diterangkan oleh Peterson dkk., (1997) melalui mekanisma sebagai berikut:

  • Penghambatan pembelahan/proliferasi sel (baik sel normal, sel yang terinduksi oleh faktor pertumbuhan sitokinin, maupun sel kanker payudara yang terinduski dengan nonil-fenol atau bi-fenol A) yang diakibatkan oleh penghambatan pembentukan membran sel, khususnya penghambatan pembentukan protein yang mengandung tirosin.
  • Penghambatan aktivitas enzim DNA isomerase II
  • Penghambatan regulasi siklus sel
  • Sifat antioksidan dan anti-angiogenik yang disebabkan oleh sifat reaktif terhadap senyawa radikal bebas
  • Sifat mutagenik pada gen endoglin (gen transforman faktor pertumbuhan betha atau TGFß). Mekanisme ini dapat berlangsung apabila konsentrasi genestein lebih besar dari 5 µM.
Gambaran umum menunjukkan bahwa yang isoflavon berfungsi sebagai antikanker adalah suatu realita bahwa di negara-negara ASEAN dan Jepang di mana konsumsi kedelai relatif tinggi dibandingkan dengan negara lain, misalnya Amerika dan Australia, penyakit kranker payudara, kanker prostat, dan uterus lebih rendah.
Anti-virus
Senyawa flavonoid sebagai anti-virus mula-mula diketemukan pada senyawa quercetin yang berefek "propilaktik" apabila diberikan pada tikus putih yang terinfeksi intraserebral dengan berbagai lenis virus (Selway, 1986). Pengaruh antivirus apabila dikaitkan dengan strukturnya maka terlihat adanya korelasi di mana sifat antivirus terutama ditunjukkan oleh senyawa aglikon. Sebaliknya, senyawa isoflavon dalam bentuk ikatan o-glikosida tidak mempunyai efek antivirus (eg: rutin dan naringin).
Mekanisme penghambatan senyawa flavonoida pada virus diduga terjadi melalui penghambatan sintesa asam nukleat (DNA atau RNA) dan pada translasi virion atau pembelahan dari poliprotein. Percobaan secara klinis menunjukkan bahwa senyawa flavonoida tersebut berpotensi untuk penyembuhan pada penyakit demam yang disebabkan oleh rhinovirus, yaitu dengan cara pemberian intravena dan juga terhadap penyakit hepatitis-B. Sementara itu, berbagai percobaan lain untuk pengobatan penyakit liver masih terus berlangsung.
Anti-allergi
Senyawa flavonoida khellin (dimethoxy-methyl-furano-chromone) yang terdapat pada tanaman Ammi visnaga, telah berhasil diformulasikan menjadi obat (FPL-670: disodium kromoglikat), antara lain untuk penyakit asma, rhinitis, konjunctivitis, dan gastro-intestinal (Gabor, 1986).
Aktivitas anti-allergi bekerja melalui mekanisme sebagai berikut:
  • Penghambatan pembebasan histamin dari sel-sel "mast", yaitu sel yang mengandung granula histamin, serotinin, dan heparin.
  • Penghambatan pada enzim oxidative nukleosid-3', 5' siklik monofosfat fosfodiesterase, fosfatase alkalin, dan penyerapan Ca.
  • Berinteraksi dengan pembentukan fosfoprotein.
Senyawa-senyawa flavonoid lainnya yang digunakan sebagai anti-allergi antara lain adalah terbukronil, proksikromil, dan senyawa kromon.
Pengaruh pada Sistem Sirkulasi dan Penyakit Jantung Koroner
Berbagai pengaruh positif isoflavon terhadap sistem peredaran darah dan penyakit jantung banyak ditunjukkan oleh para peneliti pada aspek yang berlainan. Hasil penelitian Chen dkk., (1986) menyatakan bahwa isoflavon dan poli-metoksiflavone yang diekstrak dari tanaman Leguminosa Milletha riticalata dan Baishinia champiomi yang terikat pada protein, mempunyai sifat menghambat agregasi platelet (keping-keping sel darah), dilatan koroner, dann menghambat introphy otot jantung (cardio trophyc) sehingga dapat memperlancar sistem sirkulasi darah.
Murata dan Ikehata (1968) mengatakan bahwa efek antihemolisis (pecahnya sel-sel darah merah) dari ekstrak tempe naik berbanding lurus dengan waktu inkubasi. Hasil ekstraksi tersebut, setelah dikristalisasi dan diidentifikasi, ternyata mempunyai struktur 6, 7, 4'-trihidroksi isoflavon (Faktor-II) dengan daya antihemolisis setaraf dengan vitamin E dalam percobaannya pada darah yang tanpa atau telah diinduksi lebih dulu dengan asam dialurat.
Di samping aktivitas tersebut, senyawa flavon mempunyai aktivitas vasodilator yang telah dijual dalam bentuk obat, yaitu Crataegut (Schwabe) dan Cratylene (Madaus) yang diekstrak dari tanaman Citaegus oxycantha. Obat lain yang berpotensi pula untuk melancarkan sirkulasi darah yaitu Tebonin (Schwabe) yang diekstrak dari tanaman Ginko biloba (Achmad, 1990).
Studi di Universitas Yale menunjukkan bahwa pasien penderita (Osler-Weber-Rendu atau OWR) dengan diet kedelai hampir dapat menghentikan perdarahan hidung. OWR adalah penyakit keturunan dimana pasien menderita perdarahan hidung pada periode tertentu karena mutasi genetik yang menyebabkan kerusakan protein yang berfungsi sebagai signal terhadap hormon TGF-ß (transforming growth factor-betha). Penghentian perdarahan ini dapat diteranngkan melalui fungsi isoflavon sebagai interface dengan TGF-ß.
Khususnya isoflavon pada tempe yang aktif sebagai antioksidan, yaitu 6,74' tri hidroksi isoflavan, terbukti berpotensi sebagai anti-kontriksi pembuluh darah (konsentrasi 5 µg/ml) dan juga berpotensi menghambat pembentukan LDL (low density lipoprotein). Dengan demikian, isoflavon dapat mengurangi terjadinya arteriosclerosis pada pembuluh darah (Jha, 1985; Jha, 1997).
Pengaruh isoflavon terhadap penurunan tekanan darah dan risiko CVD (cardio vascular desease) banyak dihubungakan dengan sifat hipolipidemik dan hipokholesteremik senyawa isoflavon (Teramoto, dkk. 2000).
Estrogen dan Osteoporosis
Estrogen merupakan hormon yang diproduksi terutama oleh ovarium dan sebagian oleh ginjal pada bagian korteks adrenalis. Dalam tubuh kita berfungsi antara lain untuk pertumbuhan secara normal, serta untuk memelihara kesehatan tubuh pada orang dewasa, baik pada wanita maupun pada pria. Khusus pada wanita, hormon ini peranannya lebih luas, tidak saja berfungsi sebagai sistem reproduksi, tetapi juga berfungsi untuk tulang, jantung, dan mungkin juga otak (Barnes dan Kein, 1998).
Pada wanita menjelang menopause, produksi estrogen menurun sehinngga dapat menimbulkan berbagai gangguan. Untuk itu, perlu dipikirkan bagaimana mensubstitusi hormon agar fungsi hormonalnya masih dapat dipertahankan. Dalam keadaan demikian, penggunaan estrogen yang dikombinasikan dengan progesteron sinttetik (hormon RT) dapat mencegah proses osteoporosis. Di sisi lain, dikatakan bahwa estrogen juga dapat mencegah risiko kanker.
Dalam melakukan kerjanya, estrogen membutuhkan estrogen reseptor (ERs) yang dapat "on/off" di bawah kendali gen pada kromosom yang disebut _-ER. Beberapa target organ seperti pertumbuhan dada, tulang, dan empedu bersifat responsif terhadap _-ER ini. Isoflavon, khususnya genistein, dapat terikat dengan _-ER. Walaupun ikatannya lemah, tetapi dengan ß-ER mempunyai ikatan sama dengan estrogen.
Senyawa isoflavon terbukti juga mempunyai efek hormonal, khususnya efek estrogenik. Efek estrogenik ini terkait dengan struktur isoflavon yang dapat ditransformasikan menjadi equol, dimana equol ini mempunyai struktur fenolik yang mirip dengan hormon estrogen. Mengingat hormon estrogen berpengaruh pula terhadap metabolisme tulang, terutama proses klasifikasi, maka adanya isoflavon yang bersifat estrogenik dapat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses klasifikasi. Dengan kata lain, isoflavon dapat melindungi proses osteoporosis pada tulang sehingga tulang tetap padat dan masif.
Anti-kolesterol
Efek isoflavon terhadap penurunan kolesterol telah terbukti tidak saja pada binatang percobaan seperti tikus dan kelinci, tetapi juga pada manusia. Efek yang lebih luas terbukti pula pada perlakuan terhadap tepung kedelai, di mana tidak saja kolesterol yang turun, tetapi juga trigliserida VLDL (very low density lipoprotein) dan LDL (low density lipoprotein). Di sisi lain, tepung kedelai dapat meningkatkan HDL (high density lipoprotein) (Amirthaveni dan Vijayalaksha, 2000). Menurut Zilliken (1987), Faktor-II (6,7,4' tri-hidroksi isoflavon) merupakan senyawa isoflavon yang paling besar pengaruhnya.
Mekanisme lain penurunan kolesterol oleh isoflavon diterangkan melalui pengaruh terhadap peningkatan katabolisme sel lemak untuk pembentukan energi, yang berakibat pada penurunan kandungan kolesterol (Sekiya, 2000).
Penutup
Mengingat potensi kandungan isoflavon pada kedelai dan produk-produk turunannya, maka pengembangan produk dalam bentuk makanan fungsional/makanan kesehatan dipandang sebagai upaya terobosan yang mempunyai arti strategis, baik ditinjau dan segi tekno-ekonomi maupun dan segi kesehatan. Berdasarkan potensi senyawa isoflavon maka berbagai jenis produk dapat didesain, baik kandungan maupun bentuknya, sesuai dengan tujuan pembuatan produk. Untuk itu, penelitian terapan dan investasi diperlukan untuk realisasi pengembangan produk-produk tersebut.

Jumat, 07 September 2012

Manfaat Air Putih


Alasan Kenapa Nggak Boleh Kurang
Minum Air Putih
1. Menjaga berat badan tetap sehat
Ketika seseorang minum air dengan
cukup maka secara efektif turut
membantu pengaturan nafsu makan,
serta fungsi dari metabolisme berada
pada tingkat yang paling optimal
sehingga menjaga berat badan tetap
sehat.
2. Meningkatkan energi
Menguap adalah satu-satunya kegiatan
yang membuat orang bisa tetap
terjaga. Tapi menguap tidak selalu
akibat tidur larut malam karena bisa
juga akibat bentuk ringan dari
dehidrasi. Tapi jika orang cukup
minum, energinya akan meningkat
yang membuat ia tidak menguap dan
tetap terjaga atau waspada.
3. Mengeluarkan racun
Air membantu mengeluarkan limbah
dan racun berbahaya lainnya dari
sistem limfatik, ginjal serta usus,
sehingga terhindar dari rasa tidak
nyaman atau gangguan masalah
kesehatan lain. Manfaat lain
membantu hati dan ginjal bekerja
optimal karena mendapatkan cairan
yang cukup.
4. Tingkatkan fungsi otak
Otak bisa berfungsi dengan baik dan
memiliki fungsi listrik yang efektif jika
mendapatkan air yang tepat, untuk itu
jika orang minum dengan cukup maka
otaknya akan bisa berfungsi optimal.
Diperkirakan otak manusia
mengeluarkan jumlah listrik yang sama
seperti bola lampu 60 watt.
5. Kulit jadi sehat
Orang banyak yang menghabiskan
banyak uang untuk membuat kulit
bersinar dan sehat, tapi ada yang
dilupakan bahwa minum air putih
yang cukup bisa membuat kulit jadi
sehat. Hal ini karena air membantu
mengeluarkan racun dan menjaga kulit
terlihat segar serta sehat setiap hari.
6. Fungsi pencernaan efektif
Minum air yang cukup membantu
fungsi sistem pencernaan bekerja
efektif, salah satunya membuat sistem
pembungan limbah efisien. Jika
mengalami gejala tidak nyaman seperti
sembelit (susah buang air besar)
sebaiknya jangan langsung
mengonsumsi suplemen serat tinggi,
tapi cobalah periksa asupan air terlebih
dahulu.
Powered By Blogger