BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam
penulisan makalah ini dilatar belakangi oleh adanya keingin tahuan dari penulis
untuk lebih mengetahui lebih lanjut dari multiple
intelligence (kecerdasaan majemuk). Penulis juga ingin belajar kembali tentang
kecerdasaan majemuk yang sekarang sedang genjar untuk dilaksanakan. Bagaimana
caranya kecerdasan majemuk diterapkan dalam dunia
pendidikan, dapat mengerti lebih lanjut tentang peranan kecerdasan majemuk
dalam pendidikan.
Kecerdasan merupakan salah satu
faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik
yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar diharapkan
berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan
tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.
B.
Identitas
Masalah
Pembelajaran dengan menggunakan
perinsip kecerdasan majemuk dalam pembelajaran memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk mengasah kemampuan berpikirmenurut bidangnya dan menurut
kesukaanya. Cara berfikir otak yang berbeda sangat mempengaruhi tingkat belajar
peserta didik. Peserta didik yang belajar dengan logika matematika sangat sulit
jika hanya belajar dengan hanya membaca saja. Sebaliknya pula peserta didik
yang belajar dengan verbal linguistic juga sangat kesulitan jika berhadapan
dengan masalah yang menggunakan logika atau cara berpikir deduktif.
C.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah:
1. Ada berapa
macam kecerdasan majemuk itu?
2. Apakah
pengertian dari macam kecerdasan majemuk
itu?
3. Bagaimana
cara untuk mengajarkan kecerdasan majemuk terhadap peserta didik?
D.
Tujuan
penulisan
Tujuan dari penulisan ini
adalah untuk dapat mengetahui lebih lanjut tentang bentuk kecerdasan majemuk.
Bagaimna cara penerapan dari kecerdasaan itu jika diterapkan dalam pembelajaran
sehari-hari di kelas. Supaya guru bisa membedakan antara peserta didik yang
satu dengan yang lain jika memiliki kemampuan kecerdasan yang berbeda.
Teori Multiple Intelligences juga bertujuan untuk
mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap
siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tinjauan
Pustaka
Kecerdasaan majemuk yang sudah kita
kenal terdiri dari 8 macam kecerdasaan yaitu kecerdasan verbal/bahasa,
kecerdasan logika/matematika, kecerdasan spasial/visual, kecerdasan
tubuh/kinestetik, kecerdasan musical/ritmik, kecerdasan interpersonal,
kecerdasan intrapersonal, kecerdasan spiritual.
Setiap kecerdasaan yang ada
mempunyai ciri dan sifat yang berbeda-beda. Kecerdasaan logika matematika tidak
bisa dipraktikan dengan membaca keras atau sekedar bercerita
B. Pembahasan
Kecerdasan majemuk diperkenalkan
oleh Prof. Howard Gardner, yaitu seorang psikolog dan profesor utama di
Cognition and Education, Harvard Graduate School of Education dan juga profesor
di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine.
Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap
orang adalah unik, setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam
kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena
mempunyai kombinasi kecerdasan yang berlainan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut
adalah :
1. Kecerdasan Verbal – Linguistik
2. Kecerdasan Matematis – Logis
3. Kecerdasan Visual – Spasial
4. Kecerdasan Kinestetis – Jasmani
5. Kecerdasan Musikal
6. Kecerdasan Interpersonal
7. Kecerdasan Intrapersonal
8. Kecerdasan Naturalis
I.
PRINSIP-PRINSIP
UTAMA DALAM KECERDASAN MAJEMUK
a.
Setiap orang memiliki delapan kecerdasan
b. Pada
umumnya orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai tingkat penguasaan
memadai.
c. Kecerdasan
umumnya bekerja bersamaan (simultan) dengan cara yang kompleks
d. Ada banyak
cara untuk cerdas dalam setiap kategori
II.
BEBERAPA
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN
a. Faktor Biologis
Faktor keturunan atau genetis, luka atau cedera otak
sebelum, selama dan sesudah kelahiran.
b. Sejarah Hidup Pribadi
Pengalaman dengan orang tua, guru, teman sebaya, kawan-kawan
dan orang lain, baik yang membangkitkan maupun yang menghambat pengembangan
kecerdasan.
c. Latar Belakang Kultural dan Historis
Waktu
dan tempat dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi perkembangan
historis atau kultural di tempat-tempat lain.
III.
SYARAT
POKOK YANG HARUS DIPENUHI SETIAP KATEGORI KECERDASAN
a. Ada wilayah primer dalam sistem
neorologis yang bekerja dominan untuk satu aspek kecerdasan.
b. Ada komponen inti dari
kompetensi atau kecerdasan ini..
c. Ada sistem simbol yang khas.
d. Ada kegiatan budaya tertentu
yang merepresentasikan kecerdasan ini.
e. Ada peta perkembangan yang khas
dari setiap kecerdasan.
f. Bukti – bukti kondisi akhir terbaik
g. Ada bukti asal-usul revolusioner.
h. Kemampuan spesies lain.
i.
Faktor
historis terhadap keadaan dunia saat ini.
1.
KECERDASAN
VERBAL – LINGUISTIK
Kecerdasan bahasa menunjukkan
kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara
tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan
gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya
ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan
suatu bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun
kata-kata mutiara, dan sebagainya.
Peserta didik seperti ini juga cenderung
memiliki daya ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama orang,
istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung
lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal
penguasaan suatu bahasa baru, peserta didik ini umumnya memiliki kemampuan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
Cara Mudah
Dalam Belajar
v Bercerita, permainan kosa kata, wawancara
v Permainan ingatan nama atau tempat
v Menggunakan tulisan jurnal
v Mengerjakan teka-teki
v Buat, edit majalah kelas
v Debat, Diskusi
2.
KECERDASAN
MATEMATIS – LOGIS
Kecerdasan matematika-logika
menunjukkan kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif,
berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka,
serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir. Peserta didik
dengan kecerdasan matematika-logika tinggi cenderung menyenangi kegiatan
menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.
Ia menyenangi berpikir secara
konseptual, misalnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan
klasifikasi terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung
menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan
problem matematika. Apabila kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha
untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut.
Peserta didik ini juga sangat
menyukai berbagai permainan yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif,
seperti catur dan bermain teka-teki.
Cara Mudah
Dalam Belajar
v Rangsang dengan kegiatan pemecahan
masalah
v Permainan berhitung/computer
v Analisa dan tafsirkan data, gunakan
logika
v Beri eksperimen praktis
v Padukan organisasi, matematika dan
pelajaran lain
v Biarkan segala sesuatu diselesaikan
secara bertahap
v Gunakan berpikir deduktif
3. KECERDASAN VISUAL – SPASIAL
Kecerdasan visual-spasial
menunjukkan kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan
antara objek dan ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk
menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan
bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi
pemahat patung atau arsitek suatu bangunan.
Kemampuan membayangkan suatu bentuk
nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini
adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial ini. Peserta
didik demikian akan unggul, misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu
kegiatan di kepramukaan
Cara Mudah Dalam Belajar
·
Gunakan
gambar, diagram, peta, warna, grafik computer
·
Gunakan
peta belajar atau mind map
·
Lakukan
visualisasi, nonton atau buat video
·
Gunakan
ekspresi wajah
·
Pindah
ruangan untuk mendapat perspektif yang berbeda
4.
KECERDASAN
MUSIKAL
Kecerdasan musikal menunjukkan
kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di
sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.
Peserta didik jenis ini cenderung
senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung
yang dilagukannya sendiri, mendengarkan tape recorder, radio,
pertunjukan orkestra, atau alat musik dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih
mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan
dengan musik.
Cara Mudah Dalam Belajar
v Bermain alat music, elbajar lewat
lagu
v Gunakan konser aktif dan pasif
v Iringi dengan music
v Bergabung dengan paduan suara
5. KECERDASAN FISIK ATAU KINESTETIS
Kecerdasan kinestetik menunjukkan
kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh
tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.
Hal ini dapat dijumpai pada peserta
didik yang unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti bulu tangkis,
sepakbola, tenis, renang, dan sebagainya, atau bisa pula dijumpai pada peserta
didik yang pandai menari, terampil bermain akrobat, atau unggul dalam bermain
sulap.
Cara Mudah
Dalam Belajar
v Gunakan latihan fisik
v Gunakan tarian, gerak dan drama
v Gunakan manipulasi dalam ilmu alam,
matematika
v Padukan gerak dengan semua mata
pelajaran
v Gunakan model, mesin, lego,
kerajinan tangan
v Lakukan perjalanan lapangan, lakukan
permainan kelas
v Bertepuk, ketukan kaki, loncat, dsb
6.
KECERDASAN
INTERPERSONAL ATAU SOSIAL
Kecerdasan interpersonal menunjukkan
kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung
untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi
dengan lingkungan di sekelilingnya.
Kecerdasan semacam ini juga sering
disebut sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin
persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin,
mengorganisir, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari
peserta didik yang lain, dan sebagainya.
Cara Mudah Dalam Belajar
v Belajar bersama, beri kesempatan
untuk sosialisasis
v Kegiatan “sharing” (berbagi)
v Gunakan ketrampilan berhubungan dan
komunikasi
v Permainan percakapan
7.
KECERDASAN
INTRAPERSONAL ATAU INTUITIF
Kecerdasan intrapersonal menunjukkan
kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung
mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri. Peserta didik semacam ini senang melakukan instropeksi diri,
mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki
diri. Beberapa diantaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian,
merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.
Cara Mudah Dalam Belajar
v Lakukan pengembangan diri untuk
mendobrak rintangan belajar
v Lakukan tanya jawab
v Diskusikan, refleksikan atau tulis
apa yang dialami dan dirasakan
v Buat catatan harian atau jurnal
8.
KECERDASAN
NATURALIS
Kecerdasan naturalis menunjukkan
kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada
di lingkungan alam yang terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan.
Peserta didik dengan kecerdasan
seperti ini cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam
bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda
angkasa, dan sebagainya.
Cara Mudah
Dalam Belajar
v Belajar di udara terbuka
v Langsung menggunakan materi alam
(tumbuhan, bebatuan, binatang peliharaan)
v Hadirkan harmonisasi dengan unsur
alam
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Melalui konsepnya mengenai multiple
intelligences atau kecerdasan ganda ini Gardner mengoreksi keterbatasan
cara berpikir yang konvensional mengenai kecerdasan dari tunggal menjadi jamak.
Kecerdasan tidak terbatas pada
kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes inteligensi
yang sempit saja, atau sekadar melihat prestasi yang ditampilkan seorang
peserta didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka, tetapi
kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni,
spasial, olahraga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.
B.
Saran
Berdasarkan
makalah yang telah saya susun, maka saya dapat menyimpulkan bahwa setiap
peserta didik mempunyai keerdasan masing-masing da berbeda-beda pula. Oleh sebab itu, sebagai
seorang pengajar haruslah lebih mengetahui apa dan bagaimana peserta didik kita
dalam belajar.
Seotang
pengajar tidak boleh hanya menggunakan satu metode pembelajaran saja karena itu
akan mematikan atau menghentikan kecerdasan peserta didik yang tidak bisa
menangkap pelajaran dengan metode tersebut. Seorang pengajar harus mampu menyeimbangkan
DAFTAR PUSTAKA
http://ruangpikir.multiply.com/journal/item/29?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar